Lpk | Mataram – Kegiatan berbagi paket Sembako yang dilakukan Muhamad Taufik Budiman (MTB) bersama lembaga M16, terus dilakukan, untuk membantu masyarakat miskin yang rentan terdampak kebijakan social distancing menyusul pandemi Covid-19 di Kota Mataram.

Setidaknya sekitar 200 paket Sembako, Kamis (2/4) disalurkan di beberapa titik strategis di Kota Mataram, seperti di jalan depan Lombok Epicentrum Mall (LEM) Mataram, Pasar Pagesangan, dan Pasar Kebon Roek.

“Kami salurkan 200 paket Sembako hari ini, di beberapa titik strategis untuk membantu masyarakat kurang mampu yang sangat membutuhkan di Kota Mataram,” kata MT. Budiman , saat menyalurkan paket Sembako di sekitar Pasar Kebon Roek, Ampenan didampingi Ketua Pemuda NW NTB , Zainul Pahmi

Di Kebon Roek, bantuan paket Sembako disalurkan kepada para kusir Cidomo yang biasa mangkal di sana.

Sebelumnya di depan LEM Mataram, MTB dan jajaran M16 beserta kelompok peduli lainnya membagikan paket Sembako untuk para Ojek Online (Ojol) yang biasa mangkal di lokasi itu.

Sementara di Pasar Pagesangan, bantuan juga disalurkan untuk para juru parkir, buruh upah pasar, dan kaum miskin lainnya.

Sejumlah pemulung, tukang sapu, dan masyarakat miskin yang ditemui juga menerima bantuan MTB dan M16 ini.

“Hari ini isi paket sama, misalnya beras, minyak goreng, telur, kecap, dan sabun cair. Namun mulai besok Jumat (3/7) kita juga akan tambahkan bantuan masker, masing-masing empat buah dalam setiap paket,” Kata Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto

Seperti diketahui program penyaluran bantuan Sembako dalam masa pandemi Covid-19 ini mulai dilakukan Muhamad Taufik Budiman (MTB) menggandeng Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16, sejak Selasa (31/3) lalu.

MT Budiman mengatakan, bakti sosial ini dilakukan sebagai wujud kepedulian pihaknya bersama M16 untuk membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu di Mataram, khususnya di masa-masa siaga darurat Covid-19 di wilayah NTB, khususnya di Mataram.

“Melalui kegiatan ini kami ingin berbagi dan membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu di Kota Mataram,” kata MT Budiman, Senin malam (30/3) di Mataram.

Menurut M. Taufik Budiman, dalam situasi saat ini kebijakan social distancing memang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Anjuran agar masyarakat diam di rumah dan mengurangi berada di luar dan berkerumun, juga harus ditaati semua lapisan warga.

Namun, di sisi lain kebijakan ini tentu akan sangat terasa berdampak terutama bagi masyarakat kurang mampu yang sehari-hari menggantungkan hidup dari kerja serabutan atau upah harian.

“Bagi kelompok ini tentu menjadi simalakama. Keluar cari uang tidak bisa, sementara kebutuhan rumah tangga harus dipenuhi. Ini yang ingin coba kami bantu dengan kegiatan seperti ini,” kata Taufik Budiman.

MT Budiman mengatakan, pilihan bantuan dalam bentuk Sembako dilakukan karena hal ini paling mendasar dibutuhkan masyarakat kurang mampu, dalam menghadapi masa siaga darurat Covid-19, dimana aktivitas harian memang harus dibatasi.

“Ya kalau PNS dan pekerja swasta kan masih aman karena ada gaji bulanan. Nah untuk masyarakat kurang mampu yang bekerja serabutan dan upahnya harian, tentu ini menjadi masa-masa yang berat,” katanya.

Pantauan di lapangan, kegiatan bantuan Sembako saat ini memang sangat dibutuhkan masyarakat kurang mampu.

Sejumlah penerima bantuan mengatakan, sejak pandemi Covid-19 pertengahan Maret lalu dampak sosial ekonominya mulai dirasakan di Kota Mataram.

Apalagi setelah kebijakan jam malam dan pembatasan kegiatan dilaksanakan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 ini.

“Memang terasa sekali. Apalagi kita yang biasa berjualan malam hari, nggak bisa lagi. Bantuan seperti ini sangat dibutuhkan,” aku Sudin, seorang pedagang Soto di jalan Majapahit Mataram.

Sudin mengaku terpaksa berjualan pagi hingga sore, karena malam sudah tidak mungkin berjualan. Omzetnya juga terus menurun, setiap hari.

Sekretaris M16, Lalu Athari mengakui, sepanjang penyaluran bantuan Sembako, kebanyakan memang masyarakat kurang mampu merasa khawatir dengan lesunya kondisi perekonomian.

“Sehingga yang bisa kita simpulkan saat ini, memang butuh ada bantuan riil untuk kalangan bawah, terutama pekerja upah harian ini agar bisa survive, selama masa pandemik Covid-19 ini,” katanya.

Menurutnya, masyarakat tentu mentaati anjuran pemerintah untuk membatasi diri dan diam di rumah, jika kebutuhan sehari-hari yang mereka butuhkan tercukupi.

“Kami berharap kegiatan kecil yang kami lakukan ini bisa sedikit membantu saudara kita yang memang membutuhkan,” tukasnya. (ir)

Loading

273 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *