YALPK | Surabaya – Program Studi Teknik Sipil Universitas Narotama menggelar Seminar Internasional bertema Sustainable Construction and Infrastructure Development, Senin (1/7/2019).
Dalam seminar internasional tersebut, hadir pemateri dari Malaysia, yaitu Prof. Dr. Mohd Idrus Bin Mohd Masirim dan Prof. Madya Ts. Dr. Mohd Haziman Bin Wan Ibrahim dari UTHM, serta Prof. Madya Dr. Mohd Fadzil Bin Arshad dari UITM.
Prof. Madya Dr. Mohd Fadzil Bin Arshad menjelaskan tentang mempersiapkan diri menjadi engineer dalam Industrial Revolution (IR) 5.0 yang menekankan pada Artificial Intelligence.
“Dalam revolusi industri 5.0 ini manusia atau dalam hal ini engineer ditantang untuk bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh mesin. Karena semua pekerjaan akan melibatkan mesin bahkan robot dengan AI,” jelas Prof Fadzil.
Di sinilah, lanjutnya, engineer ditantang sebagai problem solver yang lebih efisien dari sebelumnya. Misalnya yang paling mudah adalah mengubah sampah atau limbah menjadi material yang berguna untuk pembangunan.
“Limbah menjadi material bangunan ini masih busa terus dieksplorasi. Misalnya saja sungai dengan banyak sampah plastik atau bahan gelas, bisa dikurangi dengan mengubah sampah itu menjadi pengganti pasir,” katanya.
Yang juga penting adalah engineer teknik sipil masih harus terus berinovasi membuat konstruksi yang ringan namun kuat. “Ini yang masih sulit karena fitrahnya kuat itu biasanya pasti berat. Nah sekarang bagaimana membuat yang kuat namun ringan,” tantangnya.
Fadzil dan seluruh pemateri menekankan jangan sampai engineer malah jadi problem maker dan menambah limbah atau malah posisinya bisa tergantikan oleh mesin.
“Ada banyak masalah yang bisa diselesaikan, dari yang kecil hingga besar. Jadi jangan sampai engineer malah menambah masalah,” tutupnya. ( ir )