Lpk | Tulungagung – Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan 1 muharram 1446 H jatuh pada hari minggu 7 juli 2024. Sesui kalender hijrah indonesia tahun 2024 òleh Kemenag RI, dan SKB 3 menteri tentang hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2024. Sehubungan hal tersebut, warga desa domasan, kecamatan Kalidawir, Tulungagung, terutamanya
warga Rt 03/ Rw 01 merayakan 1 muharram 1446 H dengan menggelar doa bersama dan tasyakuran. Yang dilaksanakan di perempatan utara tanah pemakaman umum desa domasan. Minggu ( 07/07/2024) pukul 18.30, WIB.

Seluruh warga dilingkungan mushola nurul iman merayakan dengan membawa takir plontang yang memang sudah menjadi agenda tahuan serta menggelar doa bersama di perempatan tersebut setiap tahunnya.

Takir Plontang merupakan sebuah nasi yang dibungkus dengan daun pisang dan kelapa muda  berbentuk seperti perahu, dengan ujungnya dibentuk dengan lidi. Takir tersebut berisi nasi dengan lauk potongan telur gulung, kacang goreng dan sambal goreng.

Dalam acara ini setiap kepala keluarga diwajibkan membawa tumpeng lengkap/ takir plontang dengan berbagai macam makanan. Selanjutnya beragam makanan tersebut disajikan di halaman terbuka perempatan dan siap untuk disantap setelah sebelumnya didoakan secara bersama-sama.

Acara sedemikian merupakan tradisi turun temurun dan sudah menjadi agenda rutin pada setaip tahunnya bagi warga Rt.03 / Rw 01 desa Domasan,” terang Agus selaku panitia penyelenggara.

Menurut budaya jawa, pada setiap bagian sebuah takir plontang memiliki makna tersendiri. Jika disimpulkan makna dari takir plontang merupakan sebuah ungkapan rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa dan diberikan kerukunan dalam bermasyarakat. Selain itu, takir juga memiliki makna sendiri dalam budaya Jawa. Yaitu sebagai simbol kehidupan manusia yang selalu mengikuti era perkembangan zaman.

Dengan adanya kegiatan ini, juga untuk memperkenalkan tradisi budaya jawa pada anak-anak muda supaya tidak tergerus zaman,” ucap Agus.

Acara disambut antusias warga lingkungang mushola nurul iman,dan juga keseluruan warga masyarakat Desa Domasan. Tradisi unik untuk terus di pertahankan dan dilestarikan tradisi yang sudah menjadi kearifan lokal ini, semoga acara ini kedepanya mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa maupun Pemerintah kabupaten Tulungagung,” ucap salah seorang tokoh agama yang enggan namanya di publikasikan.

Reporter : Mujiono

Loading

126 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *