Lpk | Jember – Akibat pemakaian pupuk kimiawi selama berpuluh-puluh tahun kondisi tanah di Kabupaten Jember dalam kondisi sakit. Hal itu diungkapkan oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember (UJ), Senin (14/6/2021).
Prof. DR. Ir. Sutriono, MB, mengatakan, kondisi tanah di Kabupaten Jember sudah parah sakitnya. “Ini disebabkan pemakaian pupuk kimiawi oleh petani sejak lama. Sekitar tahun tujuh puluhan Indonesia mulai dikenalkan pupuk kimia untuk mendongkrak produksi pertanian,” kata Sutriono saat ditemui Wartawan di ruang kerjanya.
Ia mendorong agar petani Jember beralih ke pupuk organik sebab dalam jangka waktu panjang akan menghasilkan produk pertanian yang jauh lebih bagus.
“Kami siap membantu petani dalam pengembangan pupuk organik. Jika diperlukan kami siap uji laboratorium pupuk organik yang dibuat sendiri oleh petani,” katanya.
Prof muda itu menerangkan, penggunaan pupuk organik tidak bisa langsung bekerja maksimal sebab kondisi tanah sudah terlalu parah. Dibutuhkan waktu yang cukup untuk memulihkan tanah bagi pertumbuhan tanaman. Dan, setiap tanaman juga berbeda kebutuhannya. “Secara umum pupuk organik ini tidak bisa berikan kepada tanaman,” ungkap dia. Belum lagi faktor ketinggian tanah.
Sutriono bahkan siap membantu petani hingga uji lokasi. Setelah diuji laboratorium uji pupuk organik mesti dilanjutkan ke uji lokasi (lahan). “Kami juga siap membantu. Akan kami siapkan tenaga ahlinya untuk mendampingi petani,” janjinya.
Paguyuban Petani Jember (PANIJEM) merilis pupuk organik hasil temuan anggotanya. Ketua Panijem, Totok Sumianta, mengatakan pupuk organik hasil inovasi anggotanya telah diuji laboratorium di salah satu Pusat Penelitian di Jember.
“Kami akan uji laboratorium lagi pupuk organik kami. Panijem ke depan akan mengembangkan pertanian dengan menggunakan pupuk organik secara penuh, “katanya di ujung telepon.
Dalam beberapa tahun terakhir anggota Panijem sudah memakai pupuknya itu. Mereka juga mengajak petani lain agar memakai pupuk organik hasil buatan Panijem.
Reporter : Sigit