Lpk | Surabaya – Tahun ini, COVID-19 sangat mempengaruhi kesehatan serta perekonomian dunia. Karena hal tersebut, Sidang Umum PBB ke-76 yang akan diselenggarakan di markas besar di New York mulai 14 September akan digelar dengan topik diskusi “Membangun ketahanan pandemi COVID-19 melalui harapan, rekonstruksi berkelanjutan, respons terhadap kebutuhan Bumi, dan menghormati hak-hak manusia serta merevitalisasi PBB”.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah dan masyarakat Taiwan sekali lagi menunjukkan kemauan dan kemampuan luar biasa mereka untuk mencegah pandemi dan mengendalikannya secara efektif dan mendapat pengakuan dari masyarakat internasional, Taiwan juga telah menunjukkan kemampuannya untuk bekerja sama dengan negara lain melawan tantangan yang dibawa oleh pandemi ini.

Sebagai anggota masyarakat internasional, Taiwan bersedia memenuhi kewajiban dan tanggung jawab internasionalnya, serta berharap dapat berbagi pengalaman dengan dunia melalui jaringan PBB untuk bersama-sama memerangi pandemi dan menunjukkan tindakan nyata dan tekad “Taiwan Can Help”. Rilis yang diterima media LPK Nusantara Merdeka www.tabloidlpk.or.id   dari TETO Surabaya Kamis (9/9/2021).

Sudah lama diketahui bahwa jaringan PBB berada di bawah tekanan politik untuk waktu yang lama, menafsirkan Resolusi 2758 secara tidak benar dan mengecualikan partisipasi Taiwan. Faktanya, Resolusi 2758 yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1971 tidak mengizinkan negara mana pun untuk mewakili Taiwan dalam sistem PBB,  dan juga tidak menyebutkan bahwa Taiwan berafiliasi dengan negara lain. Resolusi 2758 belum menyelesaikan masalah partisipasi rakyat Taiwan di PBB.

Menurut “prinsip-prinsip universal” yang diserukan oleh PBB, semua negara, terlepas dari wilayah dan populasi mereka, dipersilakan untuk bergabung dengan PBB dan harus dijamin hak dan kepentingannya. Namun, PBB tunduk pada tekanan politik dan mengecualikan partisipasi rakyat Taiwan, yang telah melanggar prinsip-prinsip universalnya sendiri. Taiwan meminta PBB untuk mengambil tindakan segera dalam menyelesaikan pengucilan yang tidak seharusnya kapada 23,5 juta warga Taiwan yang dilarang untuk mengunjungi dan menghadiri pertemuan jaringan PBB, dan lain sebagainya. Untuk mewujudkan nilai dan hak asasi manusia universal yang diserukan oleh PBB yaitu “tidak meninggalkan siapapun.”

Usaha dan kinerja Taiwan di bidang kesehatan, hak asasi manusia, keselamatan penerbangan, perlindungan lingkungan, dan pengurangan karbon telah diakui oleh banyak negara. Pencapaian luar biasa Taiwan dalam memerangi COVID-19 tahun ini menjadi acuan internasional dan dapat memberikan masukan masyarakat internasional dalam merencanakan sistem anti-pandemi yang lebih efektif. Sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab, Taiwan bersedia menjunjung tinggi prinsip “profesionalisme, pragmatisme, dan kontribusi” untuk berpartisipasi dalam kegiatan PBB dan memberikan kontribusi semaksimal mungkin. Taiwan adalah mitra yang sangat diperlukan dan dapat diandalkan saat kita bergerak menuju pemulihan pasca-pandemi dan menerapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB.

“Taiwan dapat membantu; Taiwan sedang membantu” (Taiwan can help; Taiwan is helping), Taiwan adalah kekuatan yang dapat diandalkan untuk kebaikan dunia. Kami percaya bahwa selama kita mengumpulkan kekuatan baik dunia bersama-sama, kita akan mampu menunjukkan keberanian dan mengatasi tantangan pandemi.

Indonesia dan Taiwan memiliki persahabatan yang erat. Atas dasar demi menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan Taiwan, serta untuk membantu dunia mengatasi pandemi sesegera mungkin, dan kembali ke kehidupan normal, Direktur Jendral  TETO Surabaya Benson Lin menghimbau seluruh sektor di Indonesia untuk mendukung partisipasi Taiwan di PBB dan bersama-sama mewujudkan Dunia yang harmonis dan sempurna.

Reporter : Ida-Joko

Loading

322 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *