Lpk | Surabaya – Sidang Umum “Interpol” (Interpol) ke-89 semula dijadwalkan akan digelar di Uni Emirat Arab dari tanggal 7 hingga 8 Desember 2020. Tetapi karena pandemi covid-19, diundur dan digelar di Turki pada bulan November (2021).

Dari rilis berita yang diterima Wartawan Lpk di Surabaya, Rabu (2/12/2020) disebutkan, Huang Ming-zhao, Kepala Departemen Kepolisian Kriminal Departemen Kepolisian Kementerian Dalam Negeri Taiwan, menyatakan bahwa Taiwan memiliki keunggulan teknologi dan pengalaman yang kaya dalam memerangi kejahatan dunia maya internasional, dan bersedia berbagi dengan komunitas internasional.

Tekad Taiwan untuk bergabung dengan Organisasi Polisi Kriminal Internasional tetap tidak berubah. Kami harap bantuan Indonesia untuk mendukung partisipasi Taiwan dalam Interpol. Berikut adalah inti sari artikel yang ditulis oleh Direktur Huang:

Dalam upaya global memerangi virus corona baru di “dunia nyata”, “dunia maya”pun juga telah terpengaruh dan sama-sama menghadapi ancaman besar.

Perusahaan keamanan informasi terkenal, Check Point, merilis “Tren Serangan Jaringan: Laporan Pertengahan 2020” pada Agustus 2020, menunjukkan bahwa jumlah situs web phishing dan serangan malware yang terkait dengan covid-19 di seluruh dunia masih kurang dari 5.000 per minggu di bulan Februari, tetapi melonjak hingga lebih dari 200.000 kali dalam satu minggu di akhir April.

Covid-19 berdampak serius pada kehidupan manusia, dan kejahatan peretasan dunia maya telah menyebabkan kerusakan besar dan kerugian bagi keamanan nasional, operasi bisnis, data pribadi, dan keamanan properti.

Efektivitas pencegahan pandemi Taiwan telah terlihat secara global. Dalam menghadapi serangan dan tantangan dunia maya, Taiwan secara aktif mempromosikan berbagai kebijakan “Keamanan Informasi adalah Keamanan Nasional”, meningkatkan kemampuan pelatihan personel keamanan informasi, dan mengembangkan teknologi inovatif dalam industri keamanan informasi, baik dalam hal pencegahan pandemi ataupun pencegahan peretasan, Taiwan akan turut andil.

Kejahatan dunia maya tidak mengenal batas, Taiwan bekerjasama secara transnasional
Penyebaran gambar pornografi anak menjadi musuh masyarakat dunia. Pelanggaran hak kekayaan intelektual dan pencurian rahasia bisnis juga menjadi fokus kejahatan di berbagai negara.

Penipuan email bisnis dan virus pemerasan menyebabkan kerugian finansial yang serius bagi perusahaan di berbagai negara. Mata uang virtual telah menjadi alat transaksi dan media pencucian uang bagi kriminal.

Dunia maya sangat luas jangkauannya. Siapa pun yang tersambung ke Internet dapat menjangkau perangkat apa pun yang tersambung di dunia. Kelompok kriminal menggunakan anonimitas dan kebebasan Internet untuk melakukan kejahatan di balik Internet.

Kepolisian Taiwan telah mendedikasikan unit investigasi ilmiah dan teknologi, penyelidik kejahatan dunia maya profesional, dan telah mendirikan laboratorium forensik digital yang sesuai dengan standar internasional ISO: 17025.

Kejahatan dunia maya tidak mengenal batas. Taiwan memiliki kekuatan yang cukup untuk membantu komunitas internasional dan bersama-sama memerangi kejahatan dunia maya.

Peretas internasional merajalela, Teknologi informasi Taiwan tidak boleh berhenti.
Pada bulan Agustus 2020, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, FBI, dan Departemen Pertahanan AS mengeluarkan laporan analisis program perusak, yang menunjukkan bahwa organisasi peretas internasional menggunakan varian program perusak TAIDOOR untuk meluncurkan serangan, yang mengancam keamanan jaringan komunitas internasional.

Dengan teknologi informasi yang unggul, Taiwan mampu secara riil mengahadapi serangan dari berbagai sumber dan program virus.

Melalui transmisi dan berbagi informasi, tidak hanya negara-negara di seluruh dunia memiliki kesempatan untuk memahami serangan dunia maya terlebih dahulu, tetapi juga dapat membangun mekanisme pertahanan untuk bersama-sama mempertahankan diri dari peretas tingkat internasional.

Taiwan memiliki teknologi canggih dan pengalaman yang kaya dalam mencegah peretas internasional dan bersedia membagikannya dengan negara lain (termasuk Indonesia).

Memerangi kejahatan dunia maya membutuhkan kerja sama internasional. Taiwan membutuhkan dukungan dari semua negara di dunia.

Taiwan juga dapat membantu semua negara di dunia. Taiwan bersedia untuk berbagi pengalaman, menciptakan lingkungan jaringan dunia lebih aman, dan benar-benar menerapkan jaringan tanpa batas.

“Kami mohon bantuan Indonesia untuk mendukung partisipasi Taiwan dalam Konferensi Interpol tahunan sebagai pengamat, untuk berbagi informasi kriminal lengkap secara real time, untuk menjaga keamanan perbatasan nasional dan jaminan sosial di Taiwan dan Indonesia, dan untuk bekerja sama dengan badan kepolisian di seluruh dunia untuk memerangi kejahatan transnasional,” pintanya. (ir)

Loading

241 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *