YALPK | Surabaya – Wajah Mustafik Ariansya, Cindy Aqtavia, dan Febri Devlia Finuri terlihat bahagia saat menceritakan prestasi yang baru saja mereka raih Minggu (12/05/2019) lalu. Tim mereka yang bernama Tim Sinar Adhigana dari Teknik Sipil Universitas Narotama keluar sebagai juara pertama dalam Balsa Bridge Competition 2019 yang diadakan oleh UK Petra Surabaya.
Tidak tanggung-tanggung, Tim Sinar Adhigana berhasil mengalahkan 178 tim yang lainnya dengan struktur jembatan dari kayu Balsa yang mereka buat. Mustafik mengatakan jembatan yang mereka buat sebenarnya tidak jauh berbeda dari jembatan biasa sesuai dengan teori jembatan pada umumnya, yaitu menggunakan tipe rangka batang. Namun, memang ada yang sedikit berbeda dari jembatan Tim Sinar Adhigana.
“Jembatan kami memadukan desain rangka batang tipe Pratt dan tipe Howe. Tipe Pratt memiliki batang diagonal yang mengarah ke bawah, sedangkan tipe Howe memiliki struktur batang diagonal yang mengarah ke atas. Jadi kami memadukan kedua tipe itu dalam jembatan yang kami buat,” kata mahasiswa semester 4 itu.
Dalam waktu 6 jam yang disediakan oleh panitia, Tim Sinar Adhigana berhasil membuat jembatan kayu balsa meskipun dengan perasaan yang sedikit was-was, “Was-was karena tim yang lain duluan selesai daripada kami. Untungnya kami bisa tenang mengerjakan jembatan itu sesuai dengan rancangan yang sudah kami coba sebelumnya,” lanjutnya.
Muftafik melanjutkan bahwa mereka sudah melakukan trial error untuk rancangan pada babak final itu selama 2 bulan sebelum kompetisi. “Setiap kali ada kerusakan, kami langsung perbaiki. Selama uji coba di kampus, jembatan kami kuat menahan beban sampai 73 kg,” tuturnya.
Cindy menambahkan bahwa hasil uji di kampus itu masih sempat membuat mereka tidak percaya diri. Pasalnya lawan terberat mereka di kompetisi Balsa Bridge, yaitu tim dari Unisma dan ITS biasanya bisa sampai menahan beban seberat 90-100 kg. Namun, ternyata hasil saat babak final justru mengejutkan mereka.
“Jembatan kami malah bisa menahan beban seberat 80,5 kg. Cukup jauh dibandingkan dengan juara kedua yang bebannya hanya 68,7 kg,” jelas Cindy. Hasil tersebut cukup membuat mereka terkejut, terutama ketika mereka dinobatkan sebagai juara.
“Tentunya sangat senang, apalagi ini adalah kompetisi yang pertama kali saya dan Febri ikuti. Ini menjadi motivasi yang besar buat kami berdua di kompetisi-kompetisi selanjutnya,” kata Cindy. Tim Sinar Adhigana mendapatkan piala dan hadiah uang sebesar Rp 5 juta. (ir/hrs)