Lpk | Tulungagung – Setelah Hari Raya Idul Fitri , menginjak Hari kedelapan bulan Syawal kebiasaan warga Desa Domasan rayakan lebaran ketupat.
Perayaan lebaran kupat menjadi kebiasaan masyarakat di sekitaran mushola Nurul iman Desa Domasan,kecamatan Kalidawir ,kabupaten Tulungagung .Rabu (19 /05/2021). Perayaan lebaran ketupat yang di laksanakan di mushola Nurul lman ini di ikuti sekitar 30 KK, warga di sekitaran mushola Nurul Iman. Masyarakat /warga Desa Domasan mempunyai yakinan bahwa lebaran ketupat bisa membawa berkah tersendiri .

Lebaran ketupat merupakan sebuah budaya, tak hanya sekadar makan untuk memuaskan perut. Namun di balik sebuah makanan Ketupat juga mempunyai filosofi penuh makna. Ketupat merupakan melambangkan budaya tradisi yang telah diwariskan turun temurun.

Filosofi ketupat memiliki keterkaitan dengan penyebaran agama Islam yang ada di tanah Jawa, ketupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari ngaku lepat dan laku papat. Adapun Sosok yang pertama memperkenalkan filosopat ketupat adalah Raden mas Sahid atau yang di kenal sebagai Sunan Kalijaga,”Tutur pemangku mushola Nurul iman Sopingi.

Adapun makna dari ketupat. Ngaku lepat artinya adalah mengakui kesalahan. “Ngaku lepat,bisa diimplementasikan dalam bentuk sungkeman di hadapan orang tua,Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun. Ngaku lepat saling mengakui dan memaafkan kesalahan satu sama lain,”jelasnya.

Sedangkan laku papat yang mempunyai makna empat tindakan dalam perayaan lebaran. Empat tindakan tersebut adalah lebar, luber, lebur, dan labur. Lebar artinya seseorang akan bisa terlepas dari kemaksiatan. Lebur artinya lebur dari dosa. Luber artinya luber dari pahala, keberkahan, dan rahmat Allah SWT. Sementara labur artinya bersih /mensucikan diri.

Adapun ketupat memiliki makna dan arti tersendiri. Terbuat buat dari bahan janur daun kelapa muda dijadi pembungkus sehingga menjadi ketupat. Adapun ketupat di buat dari janur, menurut filosofi Jawa janur merupakan kepanjangan dari sejatine nur. Yang Artinya manusia berada dalam kondisi suci setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh di bulan ramadhan dan janur dalam budaya Jawa juga dipercaya sebagai tolak bala.

ketupat memiliki desain yang rumit. Memberikan makna , betapa hidup manusia penuh dengan tantangan baik cobaan maupun ujian-ujian pada setiap ada kesalahan di dalamnya. Anyaman pada ketupat diharapkan bisa memberikan penguatan satu sama lain antara jasmani dan rohani.

Sedangkan Bentuk segi empat pada ketupat juga melambangkan empat nafsu dunia yaitu, amarah, rasa lapar, rasa ingin memiliki sesuatu yang indah, dan rasa ingin memaksakan diri. Orang yang memakan telah ketupat diibaratkan mampu mengendalikan keempat nafsu tersebut ,selama berpuasa dibulan suci Ramadhan.

Selain itu, bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna kiblat papat lima pancer yang mempunyai arti empat arah mata angin dan satu pusat, yaitu arah jalan hidup manusia dimana pastinya adalah Allah SWT,” terang bpk Agus selaku panitia.

Lanjut Agus Dalam perayaan tersebut juga menyampaikan, arti dan makna butiran beras, Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran. Mana kala ketika ketupat dibelah, warna putihnya melambangkan kebersihan setelah saling bermaaf-maafan.

Dengan sudah di gelar acara lebaran ketupat ini semoga masyarakat serta seluruh anggota Anggota keluarga Jamiah sentiasa mendapat barokah serta dijauhka dari wabah pandemi Covid -19. Sehingga masyarakat bisa beraktifitas seperti semula dam lingkungan aman,sehat dan suasana sentiasa dalan situasi kondusif,” pungkasnya.

Reporter : Mujiono

Loading

351 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *