YALPK | Surabaya – Ekonomi Jawa Timur Triwulan II-2019 bila dibandingkan Triwulan II-2018 ( y-on-y ) tumbuh sebesar 5,72 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar 5,05 persen.
Jika dilihat sisi produksi, semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha penyediaan Akomodasi dan makan minum sebesar 7,89 persen, diikuti jasa perusahaan sebesar 7,69 persen; jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,32 persen; dan industri pengolahan sebesar 6,83 persen, tutur Teguh Pramono Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur ( BPS ) di ruang Vikon BPS Prov Jatim hari Senin ( 5/8 ).
Peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur secara year on year (y-on-y) cukup signifikan terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,89 persen. Kondisi ini terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan subkategori penyediaan akomodasi dan subkategori penyediaan makan minum. “Akibat meningkatnya tingkat hunian kamar hotel dan meningkatnya penjualan makanan dan minuman selama bulan Ramadhan dan Lebaran,” ujar Teguh.
Foto : Teguh Pramono Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur ( BPS ) di ruang Vikon BPS Prov Jatim
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhannya, lapangan usaha industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,01 persen. Diikuti perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,17 persen; konstruksi sebesar 0,56; serta penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 0,43 persen.
Menurut dia, struktur perekonomian Jawa Timur menurut lapangan usaha Triwulan II-2019 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 29,76 persen. Kemudian perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,60 persen; serta pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 12,08 persen.
Sementara jika dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Provit yang melayani rumahtangga sebesar 9,64 persen, diikuti Ekspor Luar Negeri 7,31 persen dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6,40 persen. ( ir )