YALPK | Surabaya – UK Petra Surabaya adakan seminar yang bertema ” Dari Aku Untuk Indonesia ” untuk meningkatkan rasa kecintaan terhadap Indonesia dengan segala keadaan yang saat ini. Seminar ini akan menginspirasikan sivitas akademika UK Petra bahwa WNI harus mencapai niagara ini apapun keadaannya, Wawasan Kebangsaan UK Petra, yang diadakan Senin ( 19/8 ) di Auditorium Gedung Q UK Petra jalan Siwalankerto 142-144 Surabaya.

Seminar yang dihadiri kurang lebih 2.000.000 peserta dari mahasiswa, dosen dan rektor UK Petra Surabaya, menghadirkan tiga narasumber Prof Dr H.A Syafi’i Ma’arif ( Ketua Umum Persyerikatan Muhammadiyah 1998-2005 ), Yudi Latief PhD ( Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila 2017-2018 ) dan Ir. Basuki Ir Basuki Tjahaja Purnama MM ( Gubernur DKI Jakarta 2014-2017 ).

Semoga dengan mengundang tiga tokoh besar ini, kita semua belajar sesuatu misalnya rasa cinta terhadap Indonesia dan rasa memberi sesuatu untuk Indonesia semakin bertumbuh, tutur Sally Azaria S. Sos, M.PPO, selaku koordinator acara seminar Wawasan Kebangsaan UK Petra.

 

Prof Dr H. A Syafi’i Ma’arif saat menyampaikan pemaparannya dalam seminar ” Kita harus melawan tuna kewarasan ini dengan akal sehat, lawan dengan contoh-contoh, dan katakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah, yang waras harus speak up, jangan diam saja,”.

Penyandang tuna kewarasan ini, seringkali merusak Indonesia dengan isu-isu seputar suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang mudah menyulut kemarahan masyarakat, tutur Buya Syafi’i.

” Yang terpenting dan sering terlupakan selama ini adalah pelaksanaan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang mana orang muda terus kibarkan bendera optimisme di tengah keraguan masyarakat tentang masa depan Indonesia,” tutup Buya Syafi’i mengakhiri pemaparannya.

Sesi ke dua pemaparan seminar sebagai nara sumber Yudi Latief PhD ( Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila 2017-2018 ) Indonesia ini ibarat sapu lidi yang butuh ikatan supaya bisa dipakai, Indonesia butuh Pancasila untuk membuat segala keragaman ras, agama, dan budaya sehingga menjadi potensi yang hebat.

Tokoh yang dikisahkan oleh Yudi adalah sosok Tionghoa dengan rela masuk TNI karena merasa berhutang budi dengan bangsa Indonesia, ” Djoni Liem adalah pemimpin di sebuah perusahaan besar, dia rela memilih untuk masuk ke TNI AL, dan banyak orang meragukan keputusannya saat itu. Oksige yang saya hirup pertama kali adalah oksigen di negara ini, dan air yang pertama kali saya minum adalah air sungai yang ada di negara ini, makanan yang saya makan juga tumbuh dari tanah di sini, saya merasa punya hutang budi dengan negara ini, ” kata Yudi tirukan ucapan Djoni Liem saat itu.

Kode rahasia menjaga keutuhan Indonesia sebenarnya sudah ada dalam lirik lagu Indonesia Raya yang sangat dalam sekali maknanya, ” Marilah kita berseru Indonesia bersatu, itu sudah menjadi kunci pertama, yaitu keragaman budaya, suku, dan agama di Indonesia ini bisa jadi petaka kalau masyarakat tidak bersatu,” tutup Yudi akhiri pemaparannya.

Puncak seminar hadir sebagai narasumber Ir. Basuki Tjahaja Purnama M.M. yang menceritakan pengalamannya selama ditahan di Mako Brimob dengan kasus penistaan agama, dari sini banyak belajar dalam segala hal, dari sisi kemanusiaan dan bersosialisasi dengan banyak orang.

 

” Generasi muda untuk tidak ikut-ikutan bersikap pesimis terhadap masa depan Indonesia, khususnya peranakan Tionghoa dan beragama non-muslim untuk tidak takut terjun ke dunia politik, dan apabila memiliki kemampuan yang bisa membawa untuk perubahan terhadap negara Indonesia,” ucap Ahok sapaan akrabnya.

Dalam kondisi yang panas, masyarakat untuk bisa menahan diri, tetap sabar dan tak turut tersulit emosi dengan isu-isu yang tidak jelas kebenarannya, kita tetap merajut kebangsaan, supaya bangsa ini tidak jadi kacau, jadi pecah, tutup Ahok akhiri pemaparannya.

Di waktu yang sama di sela-sela kegiatan setelah selesai jamuan makan siang memberikan jawaban tentang dunia politik dia kepada awak media, pernah ada yang tanya kepada saya kenapa tidak mundur saja dari dunia politik, dan saya bilang, kalau saya mundur orang yang merasa dirinya minoritas akan berpikir Ahok yang petarung aja mundur, apa jadinya saya. Saya tidak mau menjadi pesimis, karena itu kalau ada yang tanya saya siapa, saya jawab saya startup presiden.

Yang artinya, ” Saya ingin semua anak muda punya cita-cita sebagai presiden. Ibarat perusahaan startup, hanya 1 persen kan yang jadi unicorn. Jadi di antara banyak yang ingin jadi presiden, bisa jadi hanya beberapa saja yang nanti terpilih, tapi jangan sampai pesimis,” kata Ahok.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ( 2014-2017 ) disebut-sebut untuk menjadi orang nomer satu di Surabaya dengan senyum menjawab ” Kader PDI Perjuangan itu meyakini dirinya tidak akan mendapat tugas dari partainya untuk maju menjadi calon wali kota Surabaya”, katanya.

PDI-P yang menjadi partai pemenang pada Pemilu Legislatif 2019, memiliki banyak kader mumpuni yang bisa dicalonkan di Pilwali Surabaya 2020 mendatang, kader-kader PDI-P itu masih banyak yang baik,” tutup Ahok. (ir)

Loading

479 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *