Lpk | Surabaya – Pada masa pandemik Covid-19 ini, proses belajar mengajar dalam pola pendidikan konvensional harus mengalami perubahan secara mendadak.

Pembelajaran konvensional harus diubah menjadi berbasis dalam jaringan atau daring (online). Sayangnya, beberapa sekolah mengalami kesulitan mengadopsi cara belajar daring ini.

Oleh karena itu Universitas Narotama Surabaya membantu mereka dengan mengembangkan solusi pembelajaran daring yang diberi nama Belinda dan Juminten.

“Belinda adalah Belajar Interaktif Dalam Jaringan yang menggunakan platform learning management system yang sudah teruji di lingkungan Universitas Narotama,” jelas Dekan Fakultas Ilmu Komputer UNNAR, Aryo Nugroho,S.T.,S.Kom.,M.T yang memimpin pengerjaan proyek ini, Senin (4/5).

Dengan Belinda, aktivitas pembelajaran dapat dibuat secara terstruktur dan terekam serta dapat dimonitor oleh pengelola yang dalam hal ini adalah sekolah yang bersangkutan.

Sedangkan Juminten adalah Jumpa Interaktif dengan Narasumber menggunakan platform aplikasi live meeting.

“Dengan Juminten, kegiatan tatap muka pengajaran dilakukan secara live sehingga siswa dapat berjumpa langsung dengan pengajar secara daring,” lanjut Aryo.

Universitas Narotama sangat serius dalam membantu sekolah yang terdampak di masa pandemik Covid-19 ini.

Terutama karena Universitas Narotama sudah memiliki platform pembelajaran daring yang sudah teruji berama eLINA dan hal itu menjadi salah satu dasar Universitas Narotama berusaha untuk memberikan solusi.

“Saat ini kami sudah bekerjasama dengan sekitar 21 sekolah swasta di Surabaya dalam pemanfaatan Belinda dan Juminten. Kami berusaha untuk memberikan alternatif solusi yang nyata dari sivitas akademika Universitas Narotama bagi masyarakat,” paparnya.

Belinda dan Juminten memiliki beberapa fitur yang bisa membantu pembelajaran di sekolah melalui daring.

Antara lain adalah mengatur penjadwalan dan materi pembelajaran secara terstruktur, mengatur dan merekam kegiatan pembelajaran guru dan peserta didik, melakukan evaluasi dan pra-syarat evaluasi dalam satu pintu, serta melakukan tatap muka secara live pada waktu yang disepakati antara guru dan peserta didik.

Kenapa dinamakan Belinda dan Juminten? Aryo dan tim ternyata memiliki alasan khusus mengenai hal ini.

Selain karena merupakan singkatan dari program yang dibuat, tapi juga dua nama tersebut membawa karakter mahasiswa Universitas Narotama.

“Belinda diibaratkan memiliki karakter mahasiswa kami yang berasal dari kawasan timur Indonesia yang energik dan berani menjelajah Indonesia untuk belajar. Sedangkan Juminten adalah karakter mahasiswa kami dari kawasan barat Indonesia yang cerdas dan senang bergaul dengan lingkungannya,” tutupnya.(ir).

Loading

276 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *