Lpk | Surabaya – Seperti yang sudah kita ketahui bersama, situasi pandemik Covid-19 sudah ditetapkan menjadi bencana nasional. Situasi ini sungguh tidak terduga dan banyak negara yang tidak siap untuk menghadapinya karena berdampak besar pada kehidupan, bisnis, dan industri.

Untuk membahas hal itu, Universitas Narotama Surabaya bersama beberapa kampus di Indonesia dan Malaysia mengadakan seminar internasional online, bertajuk “Responding to the Business Impacts: IT, Management, Financial, and Entrepreneurship.

Dr. Norlinda Mohd Rozar dari Universiti Malaysia Terengganu memaparkan salah satu dampak terbesar dari situasi Covid-19 adalah terhambatnya industri pengiriman internasional. Padahal, industri pengiriman internasional bertanggung jawab atas sekitar 90 persen dari perdagangan dunia.

“Kita tahu sendiri situasi Covid-19 memaksa negara-negara untuk melakukan lockdown untuk membatasi pergerakan masyarakat sehingga bisa mengontrol penyebaran Covid-19,” katanya.

Tak terkecuali pada negara-negara di Asia Tenggara. Malaysia sudah melakukan lockdown sejak 18 Maret 2020, Indonesia sejak 15 Maret 2020, Singapura sejak 3 April 2020, begitu pula dengan Thailand dan Filipina.

Lockdown yang dilakukan negara-negara ini berdampak pada industri pengiriman internasional. Shipping industry, atau industri pengiriman memegang peranan penting dalam pergerakan ekonomi global.

Dan tanpa industri pengiriman, suplai material mentah, impor/ekspor, suplai makanan dan jadi sangat terhambat dan akan berdampak besar pada perdagangan dunia.

Dilanjutkan oleh Assoc. Prof. Dr. Fauzilah Binti Salleh, pandemik Covid-19 ini juga akan sangat menghambat pengiriman bantuan alat-alat medis yang sangat dibutuhkan untuk menangani pasien dengan Covid-19.

“Tentu ini akan menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi oleh pemerintah dan tenaga medis, terutama jika pasien dengan Covid-19 semakin meningkat,” ujarnya.

Solusi yang dikatakan oleh Fauzilah dan Norlinda adalah adanya integrasi antara pemerintah, pekerja industri pengiriman, dan pihak-pihak terkait agar pengiriman suplai pokok yang penting dalam menghadapi situasi ini masih bisa dilakukan meskipun dalam skala minimum.

“Ke depannya ini bisa menjadi suatu pelajaran bagi semua negara bahwa kesiapan untuk menghadapi bencana adalah hal yang sangat penting dimiliki oleh setiap negara,” tutup Fauzilah.(ir).

Loading

278 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *