Lpk | Trenggalek – Konten yang ditujukan kepada masyarakat indonesia khususnya para ulama dan tokoh -tokoh agama agar meningkatkan kewaspadaan pada tanggal 29 dan 30 September 2020 karena listrik akan dipadamkan dibeberapa wilayah dan imbauan siaga khususnya di lokasi Pondok pesantren, tetapi kabar tersebut telah dinyatakan Hoax dari hasil konfirmasi dengan Cyber Polres Trenggalek pada Selasa malam (29/09)
”Masyarakat jangan resah tentang adanya konten yang beredar di media sosial tersebut, aktifitas biasa tetap memakai masker saat kegiatan diluar rumah, kabar tersebut kabar bohong,” Ungkap Humas Polsek Pule Polres Trenggalek pada selasa malam untuk menindak lanjuti kabar yang beredar tersebut.
Dengan mengarahkan kewaspadaan terhadap netizen yang mayoritas menggunakan internet, disampaikanya kewaspadaan jangan terprofokasi bila mendapat kabar yang belum dicek kebenaranya terkait permasalahan adanya Pilkada yang baru.
Digelar kemarin, “Serangan hoax dan Cyber Crime, inilah mungkin dua jenis ancaman yang paling kelam dalam jagat cyber space kita, Cyber Crime mungkin lebih berorientasi pada nafsu mengumpulkan uang dalam skala masif dengan jalan yang tidak barokah. Mediumnya adalah melalui jalur maya,” Kata Humas Polsek Pule Polres Trenggalek.
Melihat fenomena yang pernah muncul adanya serangan Hoax di Media Sosial yang diungkap Polisi, serangan hoax bisa lebih muram sampai publik jadi bingung mana informasi yang benar, mana yang palsu dan sarat fitnah. Ujungnya persatuan dan kohesivitas publik bisa pecah berkeping-keping, lanjut personel Polsek Pule Polres Trenggalek.
“Hoax (atau informasi palsu yang tidak berbasis data atau fakta yang akurat, dan kadang juga memuat elemen fitnah didalamnya), ” penjelasan Bripka Wahyudi Bhabinkamtibmas Polsek Pule Polres Trenggalek.
Lebih lanjut disampaikanya, di era ledakan digital ini adalah betapa mudahnya hoax atau informasi palsu menyebar karena ledakan pengguna social media seperti Facebook dan Whats App. Dalam konteks itu, media seperti Facebook dan Grup2 WA berubah menjadi “medium amplifikasi” untuk menyebarkan berita-berita hoax secara masif, dan acap sukses menjadi viral yang gemilang. (awr/hum)