YALPK | Gresik – Banjir yang terjadi di Kabupaten Gresik mendapat perhatian Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Orang nomor satu di jajaran Pemprov Jatim itu didampingi Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto dan Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim melakukan inspeksi
mendadak (sidak) di Desa Pandu, Kecamatan Cerme dan Desa Cerme, Kedamean, Kabupaten
Gresik, Minggu (5/5).
Saat meninjau lokasi terdampak, Gubernur Khofifah yang mengenakan baju putih itu langsung melihat lokasi dapur umum yang dibangun Dinas Sosial Prov Jatim. Bersama petugas tagana, Gubernur Khofifah pun menyatu menyiapkan makanan untuk warga yang terdampak banjir.
“Jadi yang perlu diperhatikan juga bagaimana untuk warga. Terutama yang nanti mau saur dan buka puasa,” ujar Gubernur Khofifah.
Usai bertemu dan berdialog dengan ibu-ibu yang tergabung dalam tagana, Gubernur
Khofifah juga meninjau lokasi banjir yang berada di desa setempat. Dengan menggunakan kapal karet, dirinya melihat rumah warga yang terendam banjir setinggi 60-70 cm.
Dihadapan awak media, Gubernur Khofifah pun menegaskan, bahwa persoalan banjir yang
menerjang sejumlah tempat di Kab. Gresik membutuhkan beberapa penanganan serius. Salah satunya, dengan melakukan normalisasi sungai sepanjang 10 kilometer dari Surabaya.
Langkah tersebut bisa dimulai dengan melakukan proses pengerukan yang harus dihitung secara tepat dan terukur. Karena, sedimentasi pada Kali Lamong terus meningkat, sehingga terjadi proses pendangkalan. Dan proses pengurukan terhadap sungai harus berseiring dengan daya tampung Kali Lamong sendiri.
“Hari ini yang terkonfirmasi daya tampung dari Kali Lamong sebesar 250 m3/detik,” jelasnya.
Akan tetapi, sebut Gubernur Khofifah, ketika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi,
maka daya tampung bisa mencapai 700 m3/detik. “Maka, ke depan angka aman yang harus dimiliki untuk daya tampung pada Kali Lamong mencapai 1.000 m3/detik,” ungkapnya.
Solusi lain, ujar Khofifah yakni menyiapkan tanggul yang diberi pintu-pintu untuk bisa
melakukan proses kanalisasi ketika ketinggian air mencapai ambang batas yang ditentukan. “Jadi kita menyiapkan plan A, B hingga plan E untuk mencari solusi cara apakah lewat normalisasi hingga menyiapkan tanggul-tanggul di Kali Lamong,” tegasnya.
Khofifah menyatakan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melihat Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Jatim. Ia melihat, sungai-sungai di wilayah Gresik banyak menampung air banjir dari daerah Lamongan, Bojonegoro, Mojokerto dan Surabaya.
Perempuan pertama di Jatim ini meminta agar segera melakukan konektifitas antara kabupaten/kota yang terlewati Kali Lamong. Langkah tersebut dilakukan untuk mengatasi persoalan sungai di Madiun dan Ngawi. “Koneksitas antar kabupaten kota harus dilakukan. Semua harus duduk bersama. Sama
seperti persoalan sungai di Madiun-Ngawi yang duduk bersama dengan DAS Brantas, BPWS,
Dirjen Sumber Daya Air, Bina Marga hingga Kementrian PUPR. Tujuan yang ingin dicapai adalah melakukan pemetaan yang lebih detail sehingga penanganan oleh pemerintah dapat secara strategis, permanen dan jangka panjang,” tegasnya.
Beri Santunan Korban Banjir Sementara sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga berkesempatan
menjenguk keluarga korban banjir, Putra Bhima Yudha, warga Dusun Pulo Rejo, Desa Pucung, Kecamatan Balongpanggang dan keluarga Saiful, korban meninggal warga Desa Kedungpring Kec. Balungpanggang. Kedatangan gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut disambut keluarga korban.
Gubernur Khofifah memberikan santunan duka bagi keluarga korban sebesar Rp. 10 juta dan beberapa bantuan sembako bagi korban terdampak banjir. Kepada keluarga yang ditinggalkan, Gubernur Khofifah menyampaikan belasungkawa dan
ikut berdukacita. “Saya ikut belasungkawa, semoga diberikan ketabahan,” pesan Gubernur Khofifah.
Bencana banjir yang menerjang beberapa kawasan di Kabupaten Gresik, diakibatkan
jebolnya dua tanggul, yakni tanggul Kali Lamong di Desa Pandu, Kecamatan Cerme serta tanggul di Desa Cermen, Kedamean, Kabupaten Gresik.(jf/fdy/bjs)