YALPK | Bojonegoro – Pemprov Jawa Timur akan terus mengembangkan potensi yang ada di masing-masing kabupaten kota, salah satunya adalah Kabupaten Bojonegoro. Apalagi, di wilayah tersebut terdapat Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan (Bakorwil) Bojonegoro sebagai perwakilan Pemprov Jatim di daerah.

“ Ketika berbicara mengenai Bojonegoro, salah satu kalimat yang paling sederhana adalah kita tidak mau ayam mati di lumbung pangan. Bojonegoro merupakan kontributor energi terbesar. Jadi ukurannya kalau Bojonegoro ini tidak paling maju itu ada yang aneh, jadi harus kita support semaksimal mungkin,” kata Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak saat melakukan dialog dengan Forkopimda.

Kabupaten Bojonegoro di Kantor Bakorwil Bojonegoro, Selasa (19/2).Menurutnya, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah keberadaan Sungai Bengawan Solo yang melintasi wilayah Bojonegoro. Keberadaan sungai ini harus menjadi berkah. Namun di sisi lain bisa menjadi tantangan manakala meluap dan efeknya berdampak di sektor pertanian, apalagi Jawa Timur merupakan lumbung pangan nasional.

“ Tantangannya, jika mengandalkan terlalu banyak tenaga manusia ke pertanian akan sulit, karena di Jawa Timur kontribusi sektor pertanian hanya 12 % yang primer tapi yang bekerja di sektor itu 35 %, jadi sumbangsih ekonomi hanya sepertiga. Untuk itu harus dilakukan diversifikasi dan meningkatkan nilai tambah pertanian,” jelasnya.

Selain Sungai Bengawan Solo, di wilayah selatan Kabupaten Bojonegoro juga dilewati Tol Solo Surabaya, sehingga keberadaannya dapat dimanfaatkan secara ekonomi.

Lanjutnya, keberadaan Bakorwil akan dijadikan sebagai tempat koordinasi lintas sektoral tetapi fokus kewilayahan. Bakorwil harus dibuka kepada masyarakat luas sebagai perwakilan Pemprov di daerah. Apalagi, pemprov merupakan jembatan antara pusat dan daerah. Menurutnya Bakorwil dapat dijadikan pusat keberadaan millenial job center serta pusat big data.

“ Pada saat kita bicara Bakorwil, kita memang bicara positioning. Artinya ada Tuban, ada Bojonegoro dan Lamongan. Hal-hal yang menarik adalah bagaimana konteks kewilayahan ini dirajut dan dieksekusi pelaksanaannya di dalam koordinasi Bakorwil ini,” tuturnya

Ke depan, Emil ingin di Bojonegoro ada domestic gas project untuk menopang kawasan industri yang terkoneksi ke jalan tol. Kemudian bisa dilihat infrastruktur untuk gas domestik yang bisa didorong, serta untuk mengembangkan pembangkit listrik yang efektif untuk memastikan ada 24 jam power supply bagi kawasan industri.

“ Ini sesuatu yang bukan direncanakan sebulan dua bulan. Jadi ini butuh feasibility study selama setahun, tapi kalau kita ingin mendiversifikasi perekonomian Bojonegoro untuk jangka panjang memang harus dibangun kultur industri itu,”

menurutnya, Pemprov Jatim juga akan melaksanakan beberapa program di Kabupaten Bojonegoro. Diantaranya melalui Dinas PU Cipta Karya akan membangun RTLH yang akan dikerjakan oleh Korem dan Kodim sebanyak 500 unit.

Sambungnya, di sektor perhubungan akan dilakukan pengembangan terminal yakni Terminal Padangan dan Terminal Temayang, serta pengembangan early warning system di perlintasan sebidang.

“ Kemudian di bidang ESDM akan ada pengembangan instalasi pemanfaatan gas rawa sambungan listrik untuk rumah tangga miskin, dan di sektor peternakan akan dikembangkan inseminasi buatan,” pungkasnya.

Turut hadir Kepala Bakorwil Bojonegoro, Abimanyu Poncoatmojo Iswinarno,Bupati Bojonegoro Hj. Anna Muawanah serta forkopimda di wilayah Kabupaten Bojonegoro. (Jf)

Loading

584 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *